Katanya SEO itu bukan ilmu pasti.
Kita tidak tahu secara PASTI apa yang menyebabkan sebuah website mendapatkan peringkat yang tinggi di Google, apa yang tidak berpengaruh, dan apa yang justru merusak peringkat.
Ini karena Google (dan mesin pencari lain) tidak pernah membuka apa faktor rangking mereka.
Gara-gara itu, banyak bermunculan teori-teori SEO.
Beberapa di antaranya memang benar...karena sudah dipastikan sendiri melalui berbagai percobaan dari sebagian besar praktisi SEO. Atau melalui logika.
Tapi ada juga yang salah.
Inilah 10 mitos mengenai SEO yang masih saja banyak dipercaya oleh sebagian besar orang.
Mitos #1 - SEO = Link building
Link building itu salah satu bagian dari SEO, tapi SEO bukan hanya soal backlink.
Meskipun backlink merupakan salah satu faktor terbesar dalam menentukan peringkat di mesin pencari. Tapi masih ada faktor lain.
Tidak selalu website yang punya banyak backlink (bahkan yang berkualitas) akan menjadi peringkat 1.
Penentu akhirnya adalah kualitas website itu sendiri.
Website yang isinya payah..tidak bisa memuaskan pembaca, meskipun (entah bagaimana caranya) punya banyak backlink berkualitas tapi tidak akan bisa bertahan lama di peringkat atas.
Mitos #2 - SEO itu berbahaya
Saya sering membaca orang yang bilang seperti ini:
"Kalo berurusan sama yang namanya backlink sih memang gak ada yang 100% aman, pasti akan punya resiko kena penalty"
Salah.Besar.
Tidak semua backlink punya resiko penalty.
Hanya backlink yang dibuat dengan teknik black hat dan spam yang akan beresiko. Kalau kita melakukan link building dengan cara yang benar, 100% aman.
Mitos #3 - Bisnis saya tidak butuh SEO
Banyak pemilik bisnis online yang cuek dengan SEO karena merasa SEO tidak penting...dan karena merasa SEO itu berbahaya.
Tapi di saat yang bersamaan mereka ingin mendapatkan banyak pengunjung secara organik.
Itu artinya anda butuh SEO.
Minimal harus tahu prinsipnya:
"Apa sih yang membuat sebuah website mendapatkan peringkat tinggi?" dan "Keyword apa yang harus saya targetkan?"
Tidak sulit, memahami 2 hal ini saja sudah cukup. Kemudian semua konten yang kita buat dalam website bisnis harus mengikuti 2 prinsip tersebut.
Mitos #4 - SEO dibenci Google
Google tidak benci SEO. Mereka justru menyarankan agar semua website mengikuti praktek SEO yang baik.
Yang mereka benci itu Black Hat SEO.
Mitos #5 - White hat payah... Black Hat harga mati!
Saya dulu seorang pencinta black hat SEO.
Sebagian besar praktisi black hat punya mindset seperti ini:
- "White hat itu susah, mahal, buang-buang waktu"
- "Black hat satu-satunya cara mendapatkan peringkat 1"
- "Matt Cutts musuh utama kita"
- "Google itu penjahat...tapi kita harus mendapatkan peringkat 1 di Google"
Mari saya luruskan:
White hat SEO sama sekali tidak sulit. Bahkan jauh lebih mudah daripada black hat. Kita memang butuh usaha lebih dalam pembuatan konten, tapi website kita akan kokoh di peringkat atas. Tanpa resiko penalty.
Black hat jaman sekarang rumit.
Supaya aman (meskipun tidak 100%), kita harus buat PBN yang benar-benar rapi tanpa footprint dengan konten yang juga harus bagus. Biayanya besar. Itupun belum jaminan bisa peringkat 1...karena ada faktor-faktor lain.
Mitos ke lima ini bakal menimbulkan nada ketidaksetujuan dari blackhatter. Tapi ingat: lebih dari 95% website besar yang ada di internettidak menggunakan metode black hat.
Mitos #6 - SEO hanya perlu dilakukan sekali
SEO itu berkelanjutan.
Kita harus terus menganalisa performa website kita melalui data-data di Google Analytics, kemudian melakukan tindakan untuk meningkatkan performanya.
Tidak ada istilah "website saya sudah SEO".
Selama masih ada yang bisa ditingkatkan.. tingkatkan lah.
Mitos #7 - Social signal tidak berguna
Memang betul social signal tidak berpengaruh terhadap rangking. Artinya link yang punya 1000 like belum tentu peringkatnya lebih tinggi daripada yang 0 like.
Tapi social media bukan tidak berguna.
Intinya, kita butuh social media untuk mendatangkan pengunjung ke website kita. Setelah itu dalam prosesnya kita akan mendapatkan faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan rangking. Backlink misalnya.
Jadi pemasaran ke social media sekarang punya peran yang sangat penting dalam SEO.
Mitos #8 - Outbound link berbahaya untuk SEO
Entah bagaimana asal-usulnya tapi mitos ini beredar luas di kalangan blogger. Katanya link menuju website lain itu tidak baik untuk website kita karena "kekuatan" halaman kita terbagi ke halaman website mereka.
Ini salah.
Robotnya mesin pencari itu bekerja dari link ke link. Kalau Google dkk menghukum orang yang memasang outbound link, malah merugikan mereka sendiri.. ya kan?
Malahan sebetulnya outbound link itu berdampak positif secara SEO (dan non-SEO). Ini pernyataan dari John Mueller, orang dari Google.
Maka dari itu sebaiknya setiap kali kita membuat artikel, ada link ke website lain yang dipercaya sebagai referensi.
Mitos #9 - "Supaya terlihat natural"
Ini cukup menarik...
Dalam praktek SEO, kita tahu bahwa yang baik itu adalah yang natural. Backlink didapatkan secara natural, artikel ditulis secara natural.
Tapi natural tidak sama dengan "supaya terlihat natural".
Banyak orang yang melakukan link building dengan trik-trik tertentu tetapi niatnya supaya aman mereka membuat sedemikian mungkin supaya terlihat natural.
Misalnya membuat link yang anchor-nya generik seperti "klik disini", mencampur antara nofollow dengan dofollow.
Atau dengan teknik pyramid, tier, linkwheel dll.
Pada kenyataannya, sampai kapanpun yang tidak natural tidak akan pernah jadi natural.
Mitos #10 - SEO saja sudah cukup
Dalam tujuan apapun, SEO saja tidak cukup.
SEO hanya sebagian kecil dari digital marketing yang bertujuan untuk mendatangkan pengunjung ke website kita.
Untuk mendatangkan pengunjung pun SEO saja tidak cukup. Dalam era SEO modern kita harus melakukan pemasaran konten dan pemasaran social media.
Katakanlah pengunjung sudah datang...lalu apa?
Ini baru langkah awal. Tantangan sesungguhnya bukan mendatangkan pengunjung, tapi membuat pengunjung tersebut melakukan apa yang anda inginkan.
Untuk bisa sukses dalam pemasaran digital, anda masih perlu mempelajari ilmu lain seperti content marketing, email marketing, copywriting, analisa data, dan lain-lain.
Meskipun penting, SEO hanya sebagian kecil.
Jangan buang-buang waktu anda hanya untuk memikirkan hal-hal sepele dalam SEO.
source : https://www.facebook.com/groups/PanduanIM